GTA777 – Lebih dari satu dekade lalu, Google menjadi pelopor tren kacamata pintar (smart glasses). Sayangnya, inovasi ambisius ini gagal mendapat sambutan luas. Beberapa pihak berpendapat teknologi ini terlalu maju untuk masanya, sementara yang lain mengkhawatirkan isu privasi yang melekat. Namun, kini tanda-tanda kebangkitan kembali semakin jelas terlihat.
Menurut laporan Bloomberg, Google tengah dalam tahap akhir negosiasi untuk mengakuisisi AdHawk Microsystems, perusahaan yang mengembangkan teknologi eye-tracking canggih untuk perangkat wearable.
Google Siap Akuisisi AdHawk Microsystems
Laporan tersebut menyebutkan bahwa Google berencana membeli perusahaan asal Kanada ini dengan nilai mencapai $115 juta atau sekitar Rp1,8 triliun. Yang menarik, Meta—perusahaan yang telah lama terjun ke pasar smart glasses dengan produk seperti Aria, Orion, dan Meta Ray-Ban—sebelumnya berencana mengakuisisi AdHawk pada tahun 2022.
Lalu, mengapa AdHawk menjadi target yang menarik bagi Google?
Teknologi Eye-Tracking yang Menjanjikan
AdHawk mendapat dukungan dari investor besar seperti Essilor Luxottica, perusahaan induk dari Ray-Ban, yang berkolaborasi dengan Meta untuk mengembangkan kacamata pintar berbasis AI. Beberapa investor lain termasuk HP, Samsung, dan Intel, menunjukkan bahwa teknologi yang dikembangkan AdHawk memang menjanjikan.
Salah satu inovasi terbesar AdHawk adalah MindLink Air, smart glasses yang dilengkapi teknologi eye-tracking. Menurut CEO AdHawk, Neil Sarkar, teknologi ini memungkinkan pemindaian ribuan kali per detik untuk menangkap refleksi cahaya dari mata pengguna, lalu menganalisis berbagai aspek dari pergerakan mata tersebut.
Teknologi eye-tracking sendiri merupakan elemen kunci dalam perangkat Extended Reality (XR), terutama untuk aplikasi Augmented Reality (AR) yang imersif. Apple telah menerapkan sistem serupa di Vision Pro, sementara Meta Orion juga mengandalkan teknologi ini untuk pengalaman holografik yang lebih canggih.
Google Semakin Ambisius di Pasar Smart Glasses
Dalam beberapa tahun terakhir, Google telah memberikan berbagai petunjuk tentang bagaimana mereka ingin mengintegrasikan AI ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk melalui kacamata pintar.
Pada tahun 2023, Google bekerja sama dengan Magic Leap untuk mengimplementasikan teknologi Gemini AI, Project Astra, Android XR, dan ekosistem Google Play ke dalam perangkat AR smart glasses.
Selain itu, pada tahun 2020, Google mengakuisisi perusahaan North Focals, yang semakin menegaskan bahwa mereka belum menyerah di pasar smart glasses. Pada acara Google I/O 2024, Google bahkan memamerkan Project Astra, konsep terbaru mereka untuk perangkat wearable berbasis AI.
Di penghujung 2024, Google juga memperkenalkan Android XR, sistem operasi baru yang dirancang khusus untuk perangkat XR seperti headset, kacamata pintar, dan perangkat wearable lainnya. Hal ini menunjukkan komitmen Google dalam membangun ekosistem software XR berbasis Android.
Apakah Google Terlambat Masuk ke Pasar?
Saat ini, pasar smart glasses semakin berkembang dengan kehadiran berbagai merek seperti Solos, RayNeo, dan TCL yang telah merilis produk mereka dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, pendatang baru seperti Halliday dan Even Realities mulai menghadirkan perangkat wearable dengan teknologi canggih.
Google memang sempat kehilangan momentum, dan hingga kini belum ada kepastian kapan mereka akan benar-benar meluncurkan produk smart glasses mereka. Namun, jika laporan Bloomberg ini benar, maka langkah Google untuk mengakuisisi AdHawk bisa menjadi sinyal kuat bahwa mereka siap bersaing di industri smart glasses.